Cabut Izin Kelenteng Ben Shan Bio di Kota Jambi Sekarang
Selamat pagi,
Saya ingin meminta tolong kepada kalian untuk bantu melaporkan kelenteng Ben Shan Bio yang berada di Jalan Fatahilah Kelurahan Rajawali Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi karena setiap IDUL ADHA dan setiap IDUL FITRI, kelenteng itu sesuka hati memutar musik dangdut kencang kencang dan saat itu ada warga lain yang tidak sengaja melintas disana saat umat muslim di sekitar sana sedang sholat IED di masjid sekitar jam 7 lebih.
Bukan cuma itu saja, setiap SENIN, RABU, dan JUMAT di depan patung dewi, lansia cina itu sengaja datang ke kelenteng jam 5 pagi sampai jam 9 pagi (paling lama) cuma mau senam dan setelah selesai senam sekitar jam setengah 7 pagi lebih sampai jam setengah 9 pagi. Mereka sengaja putar musik dangdut kencang kencang dan tidak peduli apakah warga yang tinggal di sekitar kelenteng sedang sakit atau sedang berduka. Bahkan ada salah satu warga muslim ngomel ngomel di depan warga lain saat saya juga berada disana jika dia sering sekali lewat depan kelenteng itu setiap diatas jam setengah 7 pagi sampai jam setengah 9 pagi. Warga itu pernah melihat kelenteng itu masih saja putar musik dangdut kencang kencang saat tidak ada lagi lansia cina senam, termasuk hari SELASA dan KAMIS yang sengaja mengganti hari Senin, Rabu dan Jumat hanya karena hujan kalaupun hujannya turun sebelum setengah 6 pagi ataupun bukan hari senam. Padahal di sekolah atau di lokasi lain, kalau saat hari senam cuaca sedang turun hujan, tidak ada ganti ganti hari seperti kelenteng gak punya etika macam tempat hiburan. Jika hujannya baru turun jam setengah 6 pagi, lansia cina itu betah sekali senam dengan kondisi hujan ataupun kabut asap dan tidak mau pulang sampai jam setengah 8 pagi, jam 8 pagi atau sampai jam 9 pagi, tidak peduli itu hari raya Natal, hari Wafatnya Yesus Kristus dan hari raya besar lainnya semacam tidak punya etika menghargai umat yang sedang merayakan hari raya itu beribadah padahal di tempat ibadah lain seperti masjid dan gereja tidak pernah ada yang membiarkan umatnya melakukan kegiatan tersebut di depan tempat ibadah apalagi hampir setiap hari, kecuali di lapangan yang jauh dari tempat ibadah.
Parahnya, SAAT MAKAN RONDE dan MAKAN BACANG, lansia cina itu malah menganggap tidak ada perayaan hari keagamaan di dalam agama mereka semacam warga Israel yang masih saja ingin menghancurkan dengan warga Palestina karena masih saja putar musik dangdut kencang kencang saat hari itu padahal hari raya MAKAN RONDE dan MAKAN BACANG itu hari raya umat china diluar tanggal merah dan umat cina pagi pagi sudah mulai sembahyang seperti umat muslim yang akan melaksanakan sholat IED. Warga itu sudah minta bantuan kepada babinsa tetapi mereka malah mengabaikan dengan masalah ini. Warga lain mengatakan jika pemilik kelenteng itu juga merupakan pemilik perusahaan sentosa primatama grup di jalan kolonel abunjani kawasan sipin Kota Jambi. Anehnya, kejadian ini banyak dianggap informasi bohong padahal ada warga muslim lain mengaku tidak sengaja melintas tempat ibadah itu saat IDUL ADHA 1444 H dan IDUL FITRI 1445 H jika saat adanya kebisingan di sana karena senam dari setengah 6 pagi sampai jam setengah 8 pagi, jam 8 pagi ataupun sampai jam 9 pagi. Ada warga cina ribut ribut di salah satu rumah yang gak jauh dari tempat ibadah itu. Tempat ibadah itu memang sudah keterlaluan karena seharusnya tempat ibadah itu melarang adanya kebisingan diluar kegiatan sembahyang di kelenteng termasuk senam saat warga muslim sedang sholat IED. Ada warga muslim lain yang mengaku curiga jika sebelum ada penghuni baru di sekitar tempat ibadah itu, tidak ada kegiatan senam seenaknya yang tidak punya etika semacam itu. Meskipun diisukan sempat ada, tetapi selama belum adanya covid, kegiatan senam tidak pernah selesai sampai jam 8 atau sampai jam 9 pagi. Bahkan saat itu hanya sampai sebelum jam 7 pagi, tetapi sejak covid mereda, semakin lama semakin menjadi jadi. Warga itu juga protes jika sifat lansia cina yang selalu ikut senam ini gak pernah berubah, kalau kegiatan senam sudah selesai, seenaknya baru bubar dari kelenteng itu sampai jam setengah 8 pagi, jam 8 pagi atau sampai jam 9 pagi sambil putar musik kencang kencang yang bukan musik sembahyang semacam tidak ada tempat lain untuk putar musik kencang kencang padahal kelenteng itu digunakan untuk tempat ibadah atau kegiatan penting.
Bahkan seringkali ada laporan dari warga yang lewat kalau sebelum jam 6 pagi, kelenteng cina itu semacam tidak ada kerjaan setiap hari SELASA dan KAMIS. Pagi pagi sekelompok lansia cina putar musik kencang kencang padahal disana tidak ada kegiatan senam atau kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan keagamaan sampai jam 9 pagi baru dimatikan seolah olah lansia cina ini tidak punya hati menghargai tempat ibadah itu dan tidak ada waktu & tempat lain yang sengaja menganggu warga sekitar yang tinggal disana. Warga itu juga protes jika kegiatan senam rutin setiap 3x seminggu bukan kegiatan penting kalau sengaja putar musik kencang kencang yang bukan musik sembahyang sampai jam 8 atau sampai jam 9 pagi tanpa adanya kegiatan senam. Warga itu geram kalau akhir akhir ini, hujan di Kota Jambi terutama di lokasi Kelenteng itu tidak pernah turun sampai jam 06.30 pagi karena setiap hujannya berhenti sebelum jam 6 pagi, lansia cina itu sengaja datang ke sana. Jika selalu terjadi, dikhawatirkan mereka sengaja pulang sampai jam 8 pagi atau jam 9 pagi.
Saya minta kejadian ini diteruskan kepada Pemerintah Kota Jambi karena ini sudah keterlaluan menyalahgunakan tempat ibadah yang dijadikan tempat kegiatan kebisingan yang tidak berhubungan dengan kegiatan keagamaan dan seenaknya diizinkan oleh Ketua RT setempat. Saya juga minta kepada kalian agar jangan terlalu membela pengurus tempat ibadah ini. Bukan maksud menghina agama lain, tetapi sifat pengurusnya semacam tidak memiliki etika menghargai satu sama lain kepada umat agama nonkonghucu. Pengurus tempat ibadah semacam ini tidak mau menegur peserta senam untuk tidak senam sambil melakukan kebisingan saat umat Muslim sedang sholat IED jam 7 pagi.
Terima kasih
Kinara Hubungi penulis petisi