tindak tegas terduga pelaku kekrasan sesama pmi di riyad

Terduga Pelaku Tindak Kekerasan di Riyadh Lakukan Klarifikasi Dengan Mengunggah Photto Kunjungan Kerja Pejabat KJRI Jeddah

Oleh :Ahyar

Tentu setiap orang berhak membela diri atas apa yang dilakukan atau yang telah diperbuat,Namun menjadi aneh bila pembelaan tersebut menambah masaalah.

Keberanian terduga pelaku mencomot,lalu memposting kembali Photto Pejabat kjri jeddah untuk dijadikan perisai membuat geleng-geleng kepala.

Junawa seakan tak bersalah,Demi melindungi diri,
pemilik akun Facebook Oma Najwa,terduga pelaku tindak kekerasan sesama Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi,terbilang gegabah mencomot dan mengunggah kembali rangkaian photto kunjungan kerja pejabat kjri jeddah di akun sosial medianya.Namun sayang mata netizen tak mampu dibohongi.

Sosok perempuan yang masih menjadi buah bibir kalangan pecinta sosial media khususnya Pekerja Migran, Dengan tegas nenolak tuduhan.Bahwa dirinya telah melakukan kekerasan,pemerasan dan penyekapan seperti diungkap akun Ciung Wanara.

Bantahan diunggah melalui Akun Facebook Norhayate Mbun disertai photto Caption "Sok Nuges Jadi Korban Titah Maju Ditugu Biar Kelar,"seolah-olah menunjukkan sedang berada disebuah instansi pemerintah, melaporkan kasus pencemaran nama baik. meminta kepada mereka para korbannya segera menyelesaikan persoalan itu.Tapi tanpa disadari, Postingan bertuliskan sudah lapor, Justru sangat memalukan dan fatal.Padahal gambar hasil berimajinasi wanita kelahiran Purwakarta Tahun 1976 silam tersebut adalah Photto Kunjungan Kerja Koordinator Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWI) KJRI Jeddah bersama tim ke Pusat Detensi Imigrasi Tarhil Sumeshi Juli 2019 lalu.

Demikian terungkap fakta baru tentang siapa sebenarnya dibalik akun Oma Najwa.Terduga pelaku tindak Kekerasan sesama WNI di Kota Riyadh,Penelusuran disertai keterangan beberapa saksi korban.

1.Hasil penelusuran mendapatkan Nama asli sesuai data pasport diterbitkan oleh KBRI Riyadh tanggal 23 April 2019 hingga 23 April 2024.Nomer C 0671559, bernama Nurhayati Binti Endih Sarip Asal Purwakarta.

2.Kesaksian korban maupun penghuni kontrakan, Kontak fisik biasa dilakukan.Korban tindak kekerasan selalu mendapat ancaman dari terduga pelaku, Ancaman lapor polisi agar ditangkap dan dideportasi dijadikan senjata utama sehingga membuat mereka yang berstatus over stay bungkam.Diam lantaran masih ingin tetap bekerja.Inilah alasan clasic harus dipertahankan.

3.Memfasilitasi PMI resmi yang berniat kabur dengan iming-iming bla bla bla,namun nyataanya dijadikan sapi perah,menyebutdiri induk semang karena memiliki rumah kontrakan (penampungan) konon disamarkan seperti kantor juga punya bakat berniaga dibidang re"""nir (memaksakan harga).Penghuni dilarang keras melakukan berbagai bentuk transaksi selain dengannya.

4.Tempramental,Info terahir sumber anonim,terduga pelaku pernah menyiksa seorang WNI asal Nusa Tenggara Barat beberapa waktu lalu dengan cara dicambuk dan ditelanjangi dan kasusnya tidak pernah terungkap,membuka paksa baju korban atas nama Sri Hartini untuk diperiksa badannya,mengambil paksa barang yang bukan haknya.Kejadian-kejadian itu tidak pernah terpublikasikan,lantaran ancaman kepada setiap korban.

5.Nah baru-baru ini akun Liung Winara membeberkan kepublik soal penyekapan 10 orang PMI hingga viral (kasus sedang dalam lidik).Kejadian itu memaksanya membuat video klarifikasi bersama penghuni kontrakan,beredar kabar dibuatnya pernyataan tidak pernah ada kekerasan dibawah ancaman.Setelah selesai Ponsel diamankan,antisipasi dini diberlakukan.

Dari banyak kejadian memilukan dialami Pekerja Migran berstatus Overstay (kaburan),terungkap berkat keberanian akun Ciung Winara buka suara,Kbri tidak boleh berdiam diri soal ini,harus segera memanggil terduga pelaku untuk dimintai keterangan,jika terbukti ajukan kepengadilan.Atau setidaknya dideportasi paksa seperti yang pernah dialami dua ibu asuh agency Abusharahat pelaku kekerasan dan penyekapan asal kendari beberapa tahun lalu,atas rekomendasi Kjri Jeddah.

Sebagai pegiat PMI Arab Saudi,sangat sedih mendengar kejadian menimpa teman-teman pejuang keluarga,mereka bungkam menahan dendam. Karena masih ingin tetap bekerja,mencari nafah demi keluarga tercinta,mereka para korban secara tidak langsung meminta keadilan kepada pihak terkait yaitu KBRI Riyadh sebagai Perwakilan Indonesia di Arab Saudi,segera mungkin menindaklanjuti kasus ini.


kementerian tenaga kerja Republik Indonesia    Hubungi penulis petisi