HENTIKAN CATCALLING! CATCALL BUKANLAH SEBUAH PUJIAN
CATCALLING MERUPAKAN SEBUAH PELECEHAN
Pelecehan seksual adalah suatu keadaan yang tidak bisa diterima, baik secara lisan, fisik atau isyarat seksual, pernyataan yang bersifat menghina secara tegas, atau keterangan secara seksual bersifat membedakan dan menyebabkan orang tersebut merasa terancam, dipermalukan, dibodohi, dilecehkan, atau melemahkan kondisi keamanan atau menciptakan ancaman dan intimidasi lingkungan.
Banyak masyarakat yang tidak mengetahui mengenai pelecehan seksual atau arti sebenarnya dari pelecehan seksual itu sendiri. Pelecehan sosial yang sering diangkat di media sosial maupun artikel di media cetak adalah kasus pelecehan seksual secara fisik yang dialami oleh wanita dewasa di tempat manapun seperti di kantor, di rumah sendiri, atau di tempat umum maupun anak-anak usia dini yang menjadi korban pelecehan seksual. Padahal, pelecehan seksual yang terjadi di dunia ini bukan hanya semata-mata pelecehan seksual secara fisik saja.
Contoh lain yang sering tidak kita sadari adalah pelecehan seksual dan permasalahan yang serius di bidang industri penerbangan sipil. Iklan yang ditampilkan sungguh sangat melecehkan. Menggambarkan awak kabin (pramugari) sebagai obyek seks dan tampilan yang seolah-olah “wajib” untuk ada sebagai bagian dari promosi marketing atau di produk minuman kemasan yang sering anda jumpai di minimarket. Hal lain yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari, contohnya: pelecehan melalui media sosial di internet serta pelecehan seksual yang terjadi di angkutan umum serta tempat pusat kebugaran yang dialami sebagian besar oleh wanita.
Ada salah satu pelecehan yang sering terjadi di jalan, tanpa sebagian banyak orang sadari dan merupakan salah satu pelecehan seksual secara verbal yang dinamakan “catcall” atau “street harassment.”
Oxford Dictionary mendefinisikan “catcalling” sebagai siulan, panggilan, dan komentar yang bersifat seksual dan/atau tidak diinginkan oleh sekelompok pria terhadap wanita yang lewat. Sedangkan secara lebih luas, street harassment adalah bentuk pelecehan seksual yang terjadi di tempat publik.
Bentuk catcalling bisa berbagai macam.
Kalau di Amerika atau negara Barat, biasanya catcalling ini berkisar antara pujian-pujian iseng (“Hey, gorgeous, where are you going?”) sampai perkataan yang betul-betul mengerikan dan eksplisit secara seksual. Kalau di Indonesia, bisa berbentuk siulan-siulan atau bebunyian tidak sopan, “pujian” (“Hai, Cantik, mau ke mana?”), sapaan absurd (“Cewek, sendirian aja, nih? Mau ditemenin, nggak?”), perhatian yang tidak masuk akal (“Kok, cemberut aja, Neng? Lagi sedih, ya?”), dsb. Biasanya kalau korbannya bersikap acuh, catcalling ini akan berkembang menjadi komentar-komentar seperti, “Ih, sombong banget, sih?”, “Jangan malu-malu, dong….”, dst.
Menurut hasil survey penulis secara pribadi, 9 dari 10 wanita pernah mengalami kejadian catcall di tempat umum seperti di stasiun atau di jalan raya besar dan kecil. Mereka mengaku takut melewati jalan yang sama dan tidak ada satu pun yang menganggap hal itu adalah sebuah pujian serta merasa risih. Bahkan 2 diantaranya pernah hampir disentuh oleh pelaku.
Sedangkan 2 dari 5 pria yang diajak untuk bertukar pikiran mengenai catcall, mengatakan bahwa Catcall bukanlah isu yang besar dan merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan perasaan kagum terhadap kaum wanita. Banyak dari pria yang berpikir selama catcall belum ke arah fisik, maka hal itu masih tergolong “aman.”
Hasilnya, banyak wanita yang merasa bahwa catcall adalah hal yang wajar terjadi dan sulit untuk dipadamkan karena mereka merasa sebagian besar pelaku catcall adalah sekelompok pria dari kalangan kurang berpendidikan dan dari kalangan tingkat sosial B ke bawah.
Pelecehan seksual ini masih dianggap sebagai hal yang dianggap ringan oleh masyarakat. Sampai saat ini, tidak ada peraturan perundang-undagan mengenai catcall. Lagipula, untuk mengurusnya dan bukti kuat terjadinya catcall agak sulit untuk dibawa ke masalah hukum. Catcall masih jauh dari hukum selama tidak ke arah fisik. Tapi, yang mau ditekankan adalah bagaimana caranya untuk setidaknya menghentikan atau membuat pelaku sadar akan catcall ini.
Pelaku biasanya berasal dari kalangan yang kurang mendapatkan pendidikan yang cukup dan tidak terlalu mementingkan moral dan etika. Padahal, catcall sangat menganggu meskipun hanya berupa ejekan lisan atau verbal.
Tujuan petisi online ini adalah mengedukasi serta menginformasikan masyarakat mengenai pelecehan seksual yang sebenarnya bisa terjadi di mana saja, dalam bentuk apapun, dan kepada siapapun sehingga menjadi tugas kita sebagai masyarakat yang baik untuk membantu menghentikan pelecehan seksual serta memberikan dan menghormati hak yang sama untuk wanita agar mereka bisa hidup nyaman dan aman di mana saja untuk mengatasi pelecehan seksual dalam bentuk catcalling.
Hentikan Catcalling! Catcalling bukanlah sebuah pujian melainkan pelecehan.
(Gambar ini diambil dari websterjournal.com)
Monica Elvira Tanata Hubungi penulis petisi
Pengumuman dari administrator situs web iniKami telah menutup petisi ini dan kami telah menghapus informasi pribadi para penanda tangan.Regulasi Perlindungan Data Umum Uni Eropa (GDPR) mensyaratkan alasan yang sah untuk menyimpan informasi pribadi dan informasi tersebut disimpan untuk jangka waktu sesingkat-singkatnya. |