TOLAK POLITIK UANG PADA KONFERCAB NU KAB. MALANG
PANCACITA NU UNTUK RI
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad wa ala aliihi wa Shohbihi wa sallim
Kelahiran Nahdlatul Ulama hakekatnya adalah wujud dari cita-cita profetik dari para Ulama yang notabene menjadi pewaris Nabi Muhammad SAW. NU adalah kepanjangtanganan dari Syaikhun Mursyidun atau Ulama al-Akhirah yang senantiasa mengajak mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta membawa dan membela kemaslahatan seluruh semesta. Dalam konteks kebangsaan, NU hadir untuk melakukan pembelaan terhadap tanah air dan keyakinan dalam beragama.
Berangkat dari kepedulian dan kegelisahan terhadap realitas NU Kabupaten Malang, melalui diskusi panjang, Jaringan Nahdliyin Muda (JNM) menghasilkan beberapa pokok pikiran sebagai bentuk sumbangsih gagasan menyambut perhelatan KONFERCAB NU (Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama) Kab. Malang yang akan dilaksanakan pada tanggal 28-30 Oktober 2016 sebagaimana berikut ini:
Pertama, Jaringan Nahdliyin Muda (JNM) mengharap KONFERCAB NU Kab. Malang dilaksanakan dengan menjaga muru’ah dan menjauhi praktik ‘politik uang’, baik terselubung maupun terang-terangan. KONFERCAB harus dimaknai sebagai wahana evaluasi dan proyeksi untuk menghasilkan gagasan yang bermanfaat bagi umat, dengan musyawarah dan hati yang ikhlas ber-khidmah kepada bangsa dan masyarakat. Tanpa ada kekuatan luar yang IKUT CAMPUR demi kepentingannya.
Kedua, Jaringan Nahdliyin Muda (JNM) mengharapkan Aswaja An-Nahdliyah lebih artikulatif sebagai cara berfikir, bersikap dan bertindak untuk dibawakan oleh PCNU kedepan, dalam merespons tantangan intelektual dan politik serta lebih menekankan pada visi sosial, untuk menjawab problem keumatan.
Ketiga, PCNU Kab. Malang dihadapkan pada tantangan kerakyatan yang berat. Malang yang mempunyai jumlah penduduk 3.092.714 (Bappeda, 2014) dengan mayoritas kecamatan mempunyai ideks IPM rendah; indeks Gini urutan keempat terbesar di Jatim: 0,38 (BPS 2015); 11,07 % penduduknya di bawah garis kemiskinan (BPS, 2014); 21 kasus konflik agraria yang berpotensi membesar seiring laju pembangunan; Human Trafficking; Jawa Timur menjadi ranking ketiga dalam kasus narkoba dengan 25% penggunanya adalah pelajar (BNN, 2015); penderita AIDS terbesar kedua di Jawa Timur; invisible youth yang hampir merata di tiap kecamatan; menggeliatnya faham takfiry yang menginfiltrasi kedalam masyarakat, serta segudang problem keumatan lainnya. Untuk itu, ke depan NU kabupaten Malang diharapkan benar-benar fokus menjadi kekuatan masyarakat sipil (harakah ijtimaiyah) dengan mendorong kelembagaannya untuk:
a) terlibat secara aktif dalam sistem pendidikan nasional demi menyiapkan generasi yang ideal,
b) memperkuat masyarakat sebagai kekuatan kritis,
c) membangun kedaulatan ekonomi,
d) memperkuat strategi ofensif ketika berhadapan dengan kekuatan non-NU yang hendak menghancurkan NU dan atau membahayakan bangsa, e) memperkuat lembaga NU sebagai kekuatan advokasi masyarakat yang selalu HADIR untuk melakukan pembelaan pada masyarakat kecil; khususnya melindungi petani dan nelayan terhadap akses atas tanah, pesisir, dan kelautan,
f) memperkokoh perjuangan kebudayaan agar tidak hanyut dalam gelombang budaya ‘daging’ yang hedonis, individualis, dan konsumtif. NU diharapkan bisa merangkul, memberdayakan, lalu menggerakkan khasanah kebudayaan Nahdliyyin,
g) mengakumulasi potensi philantropi untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat NU dan sekaligus menyelamatkan potensi yang dimiliki dari sergapan kelompok yang justru bersebrangan dengan visi NU.
Keempat, di tengah cengkeraman hubbud dunya yang mengangkangi semua kekuatan sosial, Jaringan Nahdliyin Muda (JNM) mengharapkan agar NU, khususnya NU Kabupaten Malang, harus menjadi kekuatan harakah ijtimaiyah yang tangguh dalam menghadapi kekuatan al-mujtami’ as-siyasy dan al-mujtami’ al-iqtishody. Dengan berpihak pada yang lemah dan dilemahkan (mustadl’afin). Petani, nelayan, dan buruh harus menjadi sektor prioritas utama untuk diperhatikan. NU tidak boleh tunduk pada kekuatan al-mujtami’ as-siyasy wa al-iqtishody (masyarakat politik dan kekuatan modal) tapi menjadi mitra yang kritis dan konstruktif demi kemaslahatan umat. Tentu zuhud harus menjadi karakter tidak hanya bagi pengurus dan umatnya tapi harus tercermin dalam setiap gerakannya.
Kelima, Jaringan Nahdliyin Muda (JNM) melihat salah satu problem krusial NU adalah tidak efektifnya tata kelola organisasi, yang mengakibatkan kerja-kerja transformatif NU berjalan di tempat. Oleh karena itu, Jaringan Nahdliyin Muda (JNM) memandang perlu revitalisasi menyeluruh terhadap kaderisasi, tata kerja dan tata kelola NU, Lajnah, dan Banom agar daya transformasinya menjadi lebih maksimal.
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
An. Jaringan Nahdliyin Muda
A. Jadidah (Turen)
Abdul Rohim (JNM)
Abdulloh Sam (JNM)
Abdurrohman (PMII Al-Qolam)
Aditya Yogi S (Nusantara)
Agus Susanto
Ahmad Atho’ Lukman Hakim (JNM)
Ahmad Lutfi (STIT IBNU SINA)
Ahmad Muqorrobin (Bulupitu, Gondanglegi)
Ahmad Yudianto (Pesantren Rakyat)
Ahmad Zai (Gondanglegi)
Alfian Ainurrohman (Sumberpucung)
Bahauddin Hamzah (PMII AL-Qolam)
Bibul (Ganjaran, Gondanglegi)
Bustomi (STIT IBNU SINA)
Eko Cahyono (Sumberpucung)
Eko Prasetyo Hadi (Suberpucung)
Erma Setyawati (STIT IBNU SINA)
Evie F.S. (STIT IBNU SINA)
Fajar Nur Fadlilah (Suberpucung)
Fajar Sodik (Ganjaran, Gondanglegi)
Firza Syaiba A. (Suberpucung)
Ghofur Yatmal (Pesantren Rakyat)
H. Aini (Putukrejo, Gondanglegi)
H. Norhadi (Putukrejo, Gondanglegi)
Hasanuddin (Gondanglegi)
Ifa Hidayati (Kepanjen)
Inayatus Sa’adah (Kromengan)
Irham Thoriq Ali (Wartawan)
Iskandar ZQ (Gondanglegi)
Jaufan Khufazi (Ranting NU, Ganjaran Gondanglegi)
Kholifaturrosyida (Pagelaran)
M. Aminulloh (PMII Al-Qolam)
M. Burhauddin F (Suberpucung)
M. Farih Fauzi (Putukrejo)
M. Hambali (Pontianak, Kalimantan Barat)
M. M. Hivalu B. (Ngajum)
M. Mudhoffar (IAI AL-QOLAM)
M. Muslim (Putukrejo, Gondanglegi)
M. Nizar Sulfi (Putukrejo, Gondanglegi)
M. Ruji (Ganjaran, Gondanglegi)
M. Yajus (Putukrejo, Gondanglegi)
M. Yasin Arif (Ansor Ampelgading)
Muhammad Jabir (PMII Kab. Malang)
Muhammad Mahrus (Kirisufi, Penerbit)
Muhammad Muhlis (Ganjaran, Gondanglegi)
Muhammad Wahyudi (Gondanglegi)
Muslimin (Gondanglegi) Muzayyidin (Banjarejo)
Nugraha Candra P (Sumberpucung)
Nur Qomari (IAI AL-QOLAM)
Rizal (Suberpucung)
Saiful Effendi, KH. (PCNU Kab. Malang)
Sevin Marisna Luvie (Fatayat, Gondanglegi)
Siami (Suberpucung)
Siti Toyyiba (Sumberjaya)
Syahrul Karim (SMP GIS Gondanglegi)
Syamsuddin (Ganjaran, Gondanglegi)
Tri W. (Suberpucung) Umam Khoiri (Singosari)
Viki (PMII Kab. Malang)
Yahya Maksum (LP3M IAI AL-QOLAM)
Yusuf Ridwan (PMII Al-Qolam)
Zainul Hakim (Ampelgading)
Jaringan Nahdliyin Muda (JNM) Hubungi penulis petisi
Pengumuman dari administrator situs web iniKami telah menutup petisi ini dan kami telah menghapus informasi pribadi para penanda tangan.Regulasi Perlindungan Data Umum Uni Eropa (GDPR) mensyaratkan alasan yang sah untuk menyimpan informasi pribadi dan informasi tersebut disimpan untuk jangka waktu sesingkat-singkatnya. |