Tolak Ribka Tjiptaning sebagai mentri kesehatan

Trisulo

/ #417 Perpanjangan Tangan Perusahaan Farmasi

2014-07-30 01:08

Saya setuju dengan pernyataan bu Ribka atas dokter 'menilang' apabila memang mendapat 15% atau berapapun dari biaya laboratorium, karena jelas kompetensi dokter seharusnya bisa melakukan anamnesis tanpa pemeriksaan laboratorium, bayangkan anda menjadi dokter, apabila ada pasien masuk maka jelas anda akan meminta pemeriksaan laboratorium, toh bermanfaat bagi pasien dan dirinya sendiri (mendapat fee), dimana sisi penghematan bagi pasien? Belum lagi apabila penggunaan obat 'paten' yang jelas-jelas sama dengan obat generik manfaatnya (kecuali produk teknologi sediaan dan profil zat obat yang spesial, biasanya dibedakan apabila industri merupakan penemu (originator) dari obat tersebut yang berbeda dengan produk generik), saya yakin Indonesia butuh sosok Menteri Kesehatan yang bisa mengajarkan penghematan dalam biaya kesehatan, karena kepentingan utama sebagai profesi kesehatan adalah menjaga kesehatan yang notabene termasuk FISIK, MENTAL (ROHANI), dan SOSIAL (EKONOMI). Saya kira dokter sekarang masih fokus terhadap nomor 1 (FISIK), walaupun saya yakin banyak dokter idealis, tua maupun muda yang mengerti hakekat ini dan saya yakin banyak dokter juga yang lebih memikirkan kepentingan pasien daripada SUMPAH PROFESI. Mengapa harus mengikuti sumpah apabila jelas ada manfaat lebih ketika tidak mengikutanya? (baca : Bagian bu ribka 'mengolok-olok' atau tidak menghargai teman sejawat sendiri). Jika ada anggota profesi anda yang tidak benar, apakah harus didiamkan? Apakah anda lebih menghargai 'kode etik' daripada mencoba untuk menggali apakah profesi anda sudah perfect untuk pasien atau untuk dokter sendiri? Atau anda merasa profesi anda sudah perfect? Jika anda merasa sudah perfect, maka silahkan tolak dengan seluruh hati anda pernyataan bu Ribka dan apabila ada pencalonan bu Ribka menurut artikel diatas.
Terakhir untuk yang masih melibatkan PKI, atau dosa bapak dari anak PKI, anda sama saja mendoakan anak seorang Prostitusi akan menjadi Prostitusi, atau anak seorang MISKIN menjadi MISKIN, dan anak dari seorang KAFIR akan terus menjadi KAFIR.
Apabila ada yang tersinggung saya mohon maaf, hanya saya ingin menyampaikan pendapat saya dengan baik, dan pahamlah saya seorang warga biasa yang ingin melihat Indonesia menjadi negara yang kuat, cerdas, beriman dan sehat.